Sabtu, 09 April 2016

Don't Touch My wife (chapter 1)

Don't Touch My Wife

Cast : lee jieun (iu)/park chanyeol/oh sehun/xi luhan/baekhyun.
Other cast : find yourself!
Rated : 17.
Genre : married life, sad, romance, hurt.
Author : Lea.

Maaf ya kalo banyak typo, just read and appreciate guys! you can like or comment. Comment nya yg membangun ya ^^itu berarti loh buat author.



>
Apa aku bisa mendapatkan sedikit kasih sayangmu?, maafkan aku yang tanpa sadar terlalu egois menginginkan kau disisiku hingga janji yang sakral itu kita ucapkan bersama namun hanya aku yang merasakan bahagia tidak denganmu. Tapi itu bukan sepenuhnya salahku, aku justru ingin melepaskanmu dari rantai besi yang mengikatmu hingga kau tidak bisa dengan mudah lepas darinya yang kau tidak ketahui bahwa wanita itu justru mengkhianatimu, mengkhianati cinta mu yang sebaliknya aku dambakan. Maafkan aku yeol....

"Kau bisa tidur disini, pasti badanmu pegal jika setiap hari harus tidur di sofa itu"
"Kau lupa dengan kesepakatan kita?"ucapnya dingin sementara matanya tertutup dengan tangan yang terlipat diatas dadanya.
"kau bisa tidur disana, tenang aku masih ingat itu"
Chanyeol membuka mata ketika jieun sudah berada dihadapannya, telah siap dengan selimut cadangan dan bantal yang ia bawa. Lelaki berkaos putih itu hanya menatap tidak yakin dan setelah itu mengangguk tak peduli dan berjalan kearah ranjang, kantuknya tidak bisa ditahan.


>
Jieun, ia merasa sakit dan sesak didadanya, hanya isakan kecil yang ia dapat lakukan. Apa yang ia punya sekarang? Ketika orang tuanya telah pergi jauh yang siapapun tidak bisa mendatanginya kecuali dengan takdir yang mengantarmu. Kecelakaan itu telah merenggut dua orang yang ia paling sayang didunia ini, yang selalu ada dalam senang atau susahnya. setelah pernikahan itu, pernikahan yang berlangsung karena keinginan kedua orang tua mereka. Keinginan terakhir yang jieun dapat kabulkan pada kedua orang tuanya, hanya itu.
Menangis di kesunyian malam, hanya udara dingin yang menemaninya. Jieun, ia memilih tidur di ruang tamu agar ia dapat menenangkan hatinya yang sangat lelah dengan sikap dingin suaminya.

>chanyeol menemukan jieun tertidur di sofa ruang tv saat ia terbangun di malam hari untuk mengambil segelas air putih, menghampirinya dan memperbaiki posisi selimut yang jieun kenakan hingga menutup setengah badan jieun. Chanyeol, ia terlalu naif pada dirinya sendiri, terlanjur mempertahankan ego nya karena masa lalu yang terjadi. Sudah hampir menginjak satu tahun usia pernikahan mereka, ia belum bisa menerima kenyataan ini.

'Oppa, sarapan diatas meja. Mian aku hanya bisa membuatkan nasi goreng dengan telur dadar untukmu karena hari ini persediaan makanan sudah habis, aku pergi ke pasar untuk membeli persediaan dirumah. Jangan lupa habiskan juga susumu, (jieun)'.

Chanyeol hanya membaca sekilas surat itu, dan mulai memakan sarapannya, ia sangat menyukai setiap masakan yang jieun buat, namun ia tidak pernah menunjukan apresiasinya itu.

>jieun sedang sibuk memilih bahan-bahan keperluannya memasak dan terhenyak setelah suara seorang lelaki menyapa indera pendengarannya.
"Apa kabarmu ji?"
"Oppa?, kapan kau datang?"
"Ternyata kau masih sama seperti dulu ya.Jawab dulu pertanyaanku baru aku akan menjawab pertanyaanmu"
"Ah haha mian, aku baik-baik saja. Apa kau tidak lihat aku sangat baik-baik saja" ucap jieun sembari memutarkan tubuhnya, ia baru ingat bahwa masih ada satu orang yang dekat dengannya. luhan sama seperti jieun, kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Ia tinggal dengan bibinya di china setelah lulus dan meneruskan bisnis orang tuanya disana.
"Kau tumbuh dengan sangat cantik ji"
"Aku memang sudah sangat cantik sejak dulu oppa, oh iya kapan kau datang? Kenapa tidak mengabariku dulu?"
"Aku datang kemarin sore. Bagaimana aku bisa mengabarimu, kontak mu yang dulu saja tidak aktif, mengirim surat juga aku tidak tahu alamatmu yang sekarang, beruntung aku menemukanmu disini"
"Oh ne, aku sudah tidak memakai kontakku yang dulu"
"Ya, sejak kau sudah resmi menjadi istri orang"
"Tidak oppa, tapi aku menghilangkan kontak card itu. Apa kau marah?"
"Ne, aku marah karena kau bukan milikku" ucap luhan semakin mengecilkan suaranya dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Ne? Apa yang oppa katakan?"
"Hmm ani, oppa tidak marah padamu, yang penting sekarang aku sudah menemukanmu".
Luhan memang tidak sengaja bertemu jieun di market saat ia juga sedang belanja makanan. Beruntung ia menemukannya setelah dua tahun ia kehilangan kontak dengan jieun, jujur ia mencintai gadis itu namun ia pendam perasaannya karena ia tahu jieun sudah menjadi milik orang lain. Sekarang ia hanya bisa menjaga jieun seperti adiknya sendiri agar ia dapat selalu disampingnya.
"Oh iya ngomong-ngomong apa yang oppa lakukan disini?"
"oppa sedang menjalankan bisnis disini"
"Kapan oppa akan pulang ke china?"
"Yak, apa kau tidak merindukanku, baru bertemu sudah menanyakan kapan aku akan pulang?" Ucap luhan dengan wajah yamg pura-pura marah.
"Ah bukan begitu oppa, aku,,, aku,,," seketika wajah jieun muram, ia hanya tidak ingin lelaki yang sudah ia anggap kakaknya pergi meninggalkannya, ia tidak punya siapa-siapa lagi sebagai tempatnya mengadu disini.
"Wae jieun? Apa aku membuatmu sedih?"
"Tidak oppa aku tidak apa-apa.tetaplah disini. Jangan tinggalkan aku sendiri"
Jieun memegang lengan luhan erat seraya menundukkan kepalanya seakan tidak ingin kehilangan orang yang disayanginya.
"Kau tidak akan sendiri ji, ada suamimu yang menjagamu." Ucap luhan memegang kedua pundak jieun. Jieun tiba-tiba memeluknya erat dan yang dipeluk balas memeluknya tak kalah erat, dibalik tangisan jieun, berbagai pertanyaan muncul diotak luhan. Apa yang membuat wanita yang ia cintai seperti ini.

>chanyeol pergi menemui seseorang menggunakan mobil hitam hadiah pernikahan pemberian ayahnya. Perusahaannya sedang dilanda musibah, para investor yang menanamkan modalnya tiba-tiba membatalkan kontrak. Ia tahu ini ulah siapa, siapa lagi kalau bukan oh sehun, pengusaha muda sukses sama sepertinya.
Mobil hitam itu terparkir didepan perusahaan milik oh sehun.

>"Bisa saya bertemu dengan oh sehun?" Tanya chanyeol pada resepsionis berbaju putih.
"Maaf tapi bisa anda sebutkan nama dan keperluan apa anda ingin menemuinya?"
"Park chanyeol, sesuatu yang tidak perlu anda tahu nona" nada tegas dan dingin chanyeol membuat si resepsionis bungkam dan segera menelpon sang direktur.
"Anda bisa menemuinya di kantornya tuan" ucap si respsionis setelah menutup telpon.

>"apa yang kau inginkan oh sehun?" Tanya dingin chanyeol setelah duduk tepat didepan sehun, mata tajam mereka seakan bertemu untuk saling membunuh dengan hanya menatapnya.
"Kau tahu apa yang ku inginkan tuan park" Ucap sehun diselingi seringaiannya.
Rahang chanyeol mengeras, ia tahu bahwa oh sehun menginginkan istrinya. Ia memang dingin pada jieun tapi ia tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya.
"Maaf tuan oh sehun, kau bisa merebut para investor itu tapi kau tidak bisa merebutnya dariku.
"Cih, bukankah kau tidak menginginkan pernikahan itu park chanyeol?"
"Ya, tapi aku tidak akan memberikan apa yang sudah menjadi milikku padamu, kau memang cukup pintar menghasut para investor itu tapi kau kalah pintar dengan ku yang dapat mengambil hati wanita yang kau cintai".
"Santai bro, aku tidak menghasut mereka, tapi mereka yang lebih tertarik menanamkan modalnya di perusahaanku. Dan Jieun, aku akan mendapatkannya".
"Coba saja tuan oh" ucap chanyeol dengan senyum meremehkan, dan pergi dengan tangan yang mengepal keras.
Chanyeol dan sehun berteman sejak sekolah menengah atas tapi hubungan mereka menjadi seperti ini sejak chanyeol dinikahkan dengan jieun yang merupakan wanita yang ia cintai.
Lelaki berbibir tipis itu menyeringai setelah sosok chanyeol menghilang dari pandangannya.
"Kita lihat saja park chanyeol, jieun, aku akan merebutnya darimu".

>"oppa mian aku harus pulang sekarang" ucap jieun setelah melepaskan pelukannya.
"Ayo aku antar"
"Terima kasih oppa tapi aku bisa pulang sendiri, lagian kau pasti masih memiliki urusan lain".
"Tidak jieun, jadwalku luang sekarang, aku kesini pun bukan hanya untuk bisnis, tapi untuk menenagkan pikiran"
"Ne ne, kau kan sekarang sudah menjadi pengusaha muda sukses oppa, pasti kau sangat sibuk hingga ingin menenangkan pikiran seperti ini. Aku bangga padamu"
"Sudah seharusnya"
"Wah kau terlalu percaya diri oppa, baru aku bilang bangga padamu, hidungmu sudah mekar seperti itu, bagaimana jika banyak orang yang memujimu, hidung mu pasti sudah menutupi wajahmu oppa, hihi" jieun terkikik geli membayangkannya.
"Yak kau berlebihan ji, jangan bayangkan wajahku seperti itu"
"Haha habisnya hidungmu selalu mekar saat kupuji oppa"
"Ah kau ini, kajja kuantar pulang".

>chanyeol mendengar suara mobil di depan rumahnya, dan melihat seseorang turun,itu jieun istrinya.
"Kenapa kau sangat lama sekali eoh?" Tanya chanyeol dingin yang membuat jieun yang baru saja membuka pintu tersentak kaget.
"Ah mian oppa tadi aku bertemu teman lamaku"
"Terserah, nanti malam kau bisa tidur di kamar, aku pergi" chanyeol langsung pergi .
"Tapi oppa kau kan belum makan siang" jieun mencoba menahan lengan suaminya.
"Kau tidak usah repot-repot mengkhawatirkan ku, aku bisa mengurus diriku sendiri" pandangan chanyeol mengarah pada lengannya seolah meminta dilepaskan.
"Ah mian opp-" baru jieun melepaskan genggamannya chanyeol langsung pergi meninggakkannya. Jieun sudah biasa dengan itu, chanyeol hanya akan tidur dirumahnya tiga hari dalam seminggu. Entah apa yang ia lakukan diluar sana karena chanyeol akan sangat marah jika jieun mencampuri urusannya.
Jieun hanya dapat menghela nafas dalam.

>dentuman musik berdentum memekakan telinga, lampu di atas lantai dansa itu gemerlapan di digelapnya malam
"Ada apa denganmu bro? Mengapa wajahmu ditekuk seperti itu?" Baekhyun datang memukul pundak temannya chanyeol.
"Ah,,, aku tahu, kau ada masalah dengan istrimu? Kalau begitu ia untukku saja"lanjutnya.
Pletak "yak kenapa kau memukulku eoh?, itu benarkan? Jika kau bosan dengannya aku siap jadi penggantimu." Ucap baekhyun kembali menenggak wine dihadapannya.
"Kau, jangan membuatku tambah pusing baekhyun ah" Chanyeol menunjuk baekhyun yang bengong tidak percaya, temannya ini ternyata sedang sangat frustasi.
"Ne aku tidak akan merebutnya darimu, hehe tenang-tenang" ucap baekhyun sembari menepuk-nepuk pundak chanyeol yang masih menunduk memegang kepalanya frustasi.
"Tapi aku akan beri saran untukmu yeol. Kau harus bisa move on dari minhye, dia itu hanya masa lalumu, masa depanmu itu jieun kau harus ingat. setelah move on kau harus move up.lihatlah jieun, ia sangat baik padamu, dan dia bisa bertahan denganmu yang selalu acuh padanya.cobalah buka hatimu lagipula jieun ia wanita yang manis, baik, dan cantik. Tapi aku tidak bisa menjadi penentu hidupmu yeol. Kau yang harus menentukannya sendiri, mempertahankan milikmu, jangan sampai menyesal jika ia hilang dari genggamanmu". Chanyeol masih tetap dengan posisinya, mencerna apa yang temannya ucapkan, ia baru mendengar baekhyun seserius itu.
"Ahkkk" chanyeol malah menjenggut rambutnya frustasi. perasaan bersalah, marah, kecewa, dan bingung menjadi satu. Dan yang paling mendominasi adalah egonya. Ia tidak bisa mengendalikan egonya itu.
"Sudahlah ayo minum kembali"
"Aku tidak ingin minum" chanyeol langsung menyambar jaket kulit dan kunci mobil miliknya. Tujuannya sekarang adalah rumah, tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Kenapa perasaannya menjadi gelisah. Ucapan sehun terus terngiang di kepalanya.

Baekhyun terlihat khawatir dengan keadaan temannya itu, ia tahu apa yang jieun juga tahu tentang wanita masa lalu chanyeol. Namun baekhyun lebih memilih merahasiakannya seperti yang diminta jieun. Ia tidak ingin chanyeol semakin sedih dan kecewa. Tapi baekhyun tak habis pikir, jieun lebih memilih menjaga perasaan orang lain dibanding perasaannya sendiri. Jieun wanita yang baik hati pikirnya. Beruntung chanyeol mendapatkannya. Jika jieun miliknya pasti baekhyun tidak akan menyia-nyiakannya mengingat kisah cintanya juga kandas ditengah jalan, bukan karena kesalahannya, tapi wanitanya yang mengkhianatinya sama seperti yang chanyeol alami.

>pagi hari yang cerah dan jieun yang terbangun dari keterkejutannya ketika ia membalikkan tubuh. Jantungnya yang berdetak cepat saat ia menemukan chanyeol yang sedang tertidur disampingnya. Bagaimana bisa, kenapa ia tidak membangunkannya untuk pindah tempat, dan bersedia tidur satu ranjang, memperhatikan wajah pria yang ia cintai,meneliti setiap lekuk wajahnya sesaat membuat hatinya pilu menerima kenyataan bahwa chanyeol tidak mencintainya, ia urungkan niat saat hendak mnyentuh wajah pria itu. Jieun memilih bangun dari tidurnya, menggelung rambutnya asal saat kakinya menginjak lantai. Bergegas pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.ia memasak sup ayam gingseng, kimbap dengan telor gulung yang cocok dengan cuaca pagi ini. Musim dingin pertama.

>chanyeol terbangun dari tidurnya, tidak menemukan istrinya disana. Tercium aroma masakan lezat dari arah dapur, ia pasti sedang memasak. Dilihatnya jam masih menunjukkan pukul 6.00.

'Kriiitt'
Suara kursi berdecit saat jieun tengah memotong telur gulung menjadi beberapa rollan. Ditengoknya asal suara, dan menemukan sosok lelaki tinggi yang ia cintai telah duduk dengan kedua sendok ditangannya.
"Eoh kau sudah bangun rupanya".
"Hemmm".
Denting sendok menghiasi sarapan mereka, sebenarnya ada yang jieun ingin tanyakan padanya perihal tadi, tapi ia tak memiliki cukup keberanian. Ia menyukai suasana seperti ini, tidak ada pertengkaran dan tidak ada chanyeol yang selalu memulai dingin padanya.pagi ini tidak ada chanyeol yang mengomel soal menu yang jieun buat. Karena jauh dilubuk hati chanyeol yang tidak jieun ketahui, sebenarnya chanyeol sangat menyukai masakan hasil tangan istrinya itu.


>hari ini chanyeol memilih berdiam di rumah karena urusan perusahaan sudah ada baekhyun sekretarisnya yang menghandle semuanya. Ia sangat bersyukur memiliki teman yang setia padanya.

Jieun sedang bersiap-siap, dandan serapih mungkin. Hari ini ia akan melamar pekerjaan di restoran mana saja yang siap memperkerjakannya. Ia tidak ingin terus-terusan memakai uang chanyeol dan berdiam diri dirumah, walaupun uang chanyeol yang tidak akan habis sampai tujuh turunan. ia hanya ingin menggunakan kemampuannya memasak. Sayang sekali jika kemampuannya tidak ia gunakan, itu sama saja seperti menyia-nyiakan kerja keras orang tuanya yang berjuang mencari uang untuk menyekolahkan jieun di sekolah kejuruan memasak. Alasan kenapa ia tidak memilih bekerja diperusahaan suaminya karena ia bukan ahli dibidang nya, ia adalah sarjana lulusan sekolah tinggi memasak.

Jieun berjalan menuruni tangga melewati ruang tv dimana chanyeol sedang menonton acara bola. Lelaki itu menangkap sosok jieun yang sudah rapi dengan kemeja putih dilapisi sweater cream dan rok coklat selutut dengan tas selempang cream tak lupa rambut yang ia gelung dibawah. Terlihat dewasa dan imut secara bersamaan. Chanyeol menatap jieun dengan tatapan seakan bertanya 'mau kemana'. Jieun yang seakan mengerti arti tatapan itu dengan segenap keberanian menjawab "aku akan mencari pekerjaan oppa".
Chanyeol yang bukannya mencegah jieun agar istrinya itu tetap berada dirumah untuk mengurus nya dan pekerjaan rumah memilih acuh, membiarkan egonya menguasai dirinya.
"Terserah" hanya kata itu yang terucap, ia begitu bodoh karena tidak bisa mengontrol egonya.
"Aku akan pulang secepatnya setelah lamaranku diterima" jieun berbicara dengan chanyeol yang tidak menanggapinya, yang lebih memilih memperhatikan acara tv didepannya.
"Aku pergi oppa"
Setelah pintu itu tertutup chanyeol baru membalikkan tubuhnya menatap pintu yang baru saja tertutup.

>"maaf agashi tapi restoran kami sudah penuh pegawai"

"Maaf agashi kami tidak sedang membutuhkan pegawai"

"Maaf agashi posisinya sudah ada yang mengisi".
Sudah banyak restoran yang menolaknya, tapi jieun tidak pantang menyerah. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 15.00, ia tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa,ia harus pulang jam 17.00, ia tidak ingin membuat chanyeol marah padanya.

"Maaf agashi, untuk posisi juru masak disini sudah penuh, kami sedang tidak membutuhkannya lagi".
"Saya mohon tuan, tolong terima saya. Saya bisa memasak masakan apa saja" ucap jieun meyakinkan.
"Tidak bisa agashi tapi posisi ini sudah penuh kami hanya membutukan pelayan, kebetulan seorang pelayan kami akan mengundurkan diri". seketika mata jieun berbinar.
"Ah tidak apa-apa saya bersedia menjadi pelayan disini tuan"ucap jieun, tidak apa-apa jika posisi juru masak tidak ia dapatkan yang penting sekarang ia masih bisa menjadi pelayan. Lumayan gaji pelayan direstoran ini bisa terbilang cukup tinggi karena restoran yang ia lamar sekarang adalah restoran ternama di korsel.
"Tuan, pelayan jung haerim membatalkan pengunduran dirinya, ia berubah pikiran dan sekarang ia sedang melayani para pengunjung kembali" ucap seorang pria bername taq daehyun, seorang pelayan juga disana.
"Ah, bagaimana ini agashi, maafkan saya ternyata posisi sebagai pelayan juga sudah terisi kembali, maafkan saya saya tidak bisa berbuat apa-apa karena semua pelayan disini direkrut oleh bos saya langsung dan saya tidak bisa dengan mudah mencabut posisi mereka" ucap lelaki berkumis tebal itu menyesal.
"Tapi tuan, tidak bisakah anda memperkerjakan satu orang lagi dini? tolong tuan pertimbangkan" mohon jieun, harapannya bisa menjadi juru masak dan pelayan hilang sudah setelah lelaki berkumis itu menggeleng tidak bisa berbuat apa-apa karena segala keputusan ada di tangan bosnya.

>jieun berjalan gontai menuju pintu keluar restoran dan tanpa sengaja menubruk seseorang yang lewat didepannya.
"Maaf tuan saya tidak sengaja" segera jieun membungkuk berkali-kali. Suasana hatinya saat ini sedang tidak menyenangkan membuat ia tidak fokus dengan jalan didepannya.
"Jieun"
Lelaki yang ditubruk itu menyebut nama jieun dan si pemilik nama mendongak terkejut.


>sementara dikediaman chanyeol dan jieun, lelaki itu gelisah menunggu kedatangan istrinya, raut wajahnya terlihat khawatir berbeda sekali saat ia berhadapan dengan jieun. Pikirannya teringat kata-kata yang baekhyun ucapkan. Tapi ia menepis semua pikirannya dan mencoba bersikap tidak peduli pada jieun. Ia sudah besar kan? Nanti juga istrinya itu pulang, toh buat apa ia peduli padanya.

>lelaki itu menyeringai, seakan mangsanya sudah ada dihadapannya.
"Jieun, Apa yang sedang kau lakukan disini?" Ucap lelaki itu.

Tbc


Setelah lama gk buka-buka blog dan internet karena sibuk menghadapi ujian akhirnya bisa nulis lagi. Dadah UN (ujian nembak) wkwk (lambai lambai tangan).

Gimana readers, lanjut atau stop? (Nanya sendiri :p bodo amat)
Gimana? Gimana?

4 komentar:

  1. Chanyeol sekali kali mengalahlah pd egomu,nanti kl ji eun prg km nyesel.

    BalasHapus
  2. Lebih gereget mana sama authornya hehe, makasih loh udah mau baca ^^

    BalasHapus
  3. Lebih gereget mana sama authornya hehe, makasih loh udah mau baca ^^

    BalasHapus