Senin, 11 April 2016

Don't Touch My Wife (chapter 2)

Don't Touch My Wife
Cast : lee jieun (iu)/park chanyeol/oh sehun/xi luhan/byun baekhyun.
Other cast : find yourself!
Rated : 17.
Genre : Married life, sad, romance, hurt.
Author : Lea

Maaf ya kalo banyak typo. Just read and appreciate guys!, you can do it by like or comment. Comment nya yang membangun ya! ^^ karena apresiasi kalian itu sangat berarti bagi saya,,, hiks hiks -_- gk apa-apa deh yg penting saya bisa menuangkan imajinasi saya disini oyeeeee!!!!!!


>
>
>
>lelaki itu menyeringai, seakan mangsanya sudah ada di hadapannya.
"Jieun, apa yang sedang kau lakukan disini?"tanya lelaki itu.

>"ekhmm..oppa besok aku sudah mulai bekerja". jieun memecah keheningan ditengah makan malam mereka. Chanyeol menatap jieun sesaat dan kembali pada aktivitas makannya. Sementara Jieun masih menatap suaminya yang sibuk bergulat dengan mangkuk berisikan mie hitam yang dibuat jieun, berharap sebuah jawaban atau kalimat penyemangat untuknya, tapi itu terlalu mustahil baginya menginginkannya keluar dari mulut seorang park chanyeol.
"Aku akan bekerja menjadi juru masak dirumah temanmu oppa, kau masih ingat kan oh sehun?" Ucap jieun. Chanyeol yang semula tidak peduli dengan pembicaraan jieun akhirnya menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah istrinya yang berada di hadapannya, rahangnya mengeras setelah mendengar nama orang yang tidak disukainya.
"Setelah ditolak oleh banyak restoran, aku bertemu dengannya ternyata ia pemilik restoran ternama disini, beruntung-" belum sempat jieun meneruskan, chanyeol tiba-tiba memotongnya.
"Kau sebaiknya jangan bekerja dengannya" ucap chanyeol masih menatap dalam wanita didepannya.
Jieun baru kali ini melihat chanyeol menatapnya serius, menanggapi perkataannya. Ia bingung, mengapa chanyeol melarangnya bekerja dirumah temannya itu,seingatnya chanyeol dan sehun berteman baik sejak sekolah menengah atas. Jieun benar-benar tidak mengerti, bukannya bagus jika ia bekerja dirumah orang yang sudah chanyeol kenal sebelumnya, pikirnya.

Jieun kau belum tahu rupanya, sehun menginginkanmu, ia akan merebutmu dari tangan suamimu, tapi kita lihat apa yang akan chanyeol lakukan untuk mempertahankan istrinya itu.

"Wae? Bukannya bagus oppa, aku bekerja dirumah temanmu. Selain menjadi juru masak aku juga akan menambah penghasilanku menjadi pelayan dirumahnya, hanya sampai menyiapkan makan malam untuknya". "Aku bilang jangan bekerja dengannya, apalagi dirumahnya" ucap chanyeol menekankan ucapannya.
"Wae oppa? Aku juga ingin menggunakan kemampuanku. Aku tidak mau terus menerus bergantung padamu. Kau setiap saat dingin padaku tapi sekarang kau terlihat peduli dengan perkataanku". Jieun membalas ucapan chanyeol, ia heran dengan suaminya itu, ini seperti bukan chanyeol yang ia kenal, mengapa ia tiba-tiba peduli dengan ucapannya. Bahkan sebelumnya setiap ia bercerita atau meminta pendapat suaminya, hanya deheman atau raut tidak peduli dan jieun akan dengan lapang dada menghadapinya.
"Ekhm, terserah kau saja" chanyeol tiba-tiba menjadi tergagap setelah mendengar pernyataan jieun. Itu benar mengapa ia harus melarangnya, itu terlihat jika ia peduli padanya.
"Kau ingin aku terus bersikap dingin padamu? Baiklah teruskan saja kemauanmu dan aku tidak akan mencoba peduli padamu lee jieun" lanjut chanyeol, raut wajahnya sudah kembali dingin bahkan bertambah dingin. Chanyeol membanting sumpit menghentikan kegiatannya dan meninggalkan meja dengan jieun yang sudah siap menjatuhkan air matanya.
'Deg' bodoh jieun, kau sungguh bodoh, kenapa kau harus memulai pertengkaran dengannya. Tapi ia juga berhak menanyakan alasan mengapa chanyeol melarangnya untuk bekerja, bukankah ia selau tidak peduli padanya. Bahkan ia tidak pernah mendengar chanyeol menyebutkan marganya didepan nama jieun setiap ada rekan bisnis yang berkunjung kerumahnya.

>hari ini jieun mulai bekerja di rumah sehun, menyiapkan sarapan untuk majikan barunya. Setelah sebelumnya ia harus bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk chanyeol dan bergegas pergi.

Chanyeol membuka matanya, mendudukan diri di sofa yang ia tiduri dan sudah tidak menemukan jieun di tempat tidurnya. Ia ingat hari ini jieun sudah mulai bekerja di tempat sehun, teman yang sekarang sudah menjadi saingannya.

>"silahkan tuan, ini makanan yang anda inginkan" ucap jieun sembari menyusun hidangannya.
"Ya jieun, kau jangan berbicara seformal itu. Panggil aku sehun. Kau membuat ku terkesan tua dengan menyebutku tuan". Ucap sehun. Ia memang belum tua karena umurnya sama dengan umur chanyeol yang berbeda dua tahun dengan jieun.
"Maaf tuan, ehm maksudku sehun si" ralat jieun, ia merasa sungkan dengan sehun yang telah menolongnya. Ia bersedia memperkerjakan jieun dirumahnya. Jieun juga telah mengetahui bahwa sehunlah pemilik restoran terkenal itu, ia sangat dermawan mau memperkerjakan jieun dirumahnya.

>sehun mengantar jieun pulang setelah pekerjaannya selesai. Jieun awalnya menolak namun sehun memaksanya.
"Jadi dimana alamatmu?" Tanya sehun sembari fokus menyetir mobil.
"Eoh di blok gangnam oppa" jawab jieun tersadar dari kegiatannya melihat keluar jendela. Ia merasa canggung semobil dengan sehun karena ini baru pertama kalinya ia berduaan dengan orang lain dalam sebuah mobil selain dengan keluarganya dan chanyeol.
"Jieun, boleh aku bertanya padamu?" Tanya sehun sesekali melirik jieun di sela-sela mengemudinya.
"Ne, mengapa kau harus meminta izin dulu sehun si, tentu boleh" jawab jieun.
"Kenapa kau memilih bekerja sebagai juru masak, maksudku mengapa kau tidak bekerja saja di perusahaan suamimu?" Tanya sehun yang penasaran dengan alasan jieun yang memilih menjadi juru masak dirumahnya. Mengingat suaminya itu seorang pengusaha muda yang memiliki banyak cabang usaha di setiap penjuru kota, sama sepertinya. Ia selalu penasaran dengan keadaan wanita yang dicintainya itu.
"Haha, kau membuatku malu sehun si" jawab jieun.
"Mengapa kau harus malu?" Tanya sehun bingung.
"Aku tidak mengerti soal urusan perkantoran apalagi bisnis. Aku ini lulusan sekolah tinggi memasak sehun si" jelas jieun.
"Haha pantas masakanmu sangat lezat, saat kau menghidangkan masakanmu tadi, aku seperti sedang berada di restoran internasional, cara penyajianmu sangat cantik melebihi masakan direstoranku jieun. Wah aku beruntung memperkerjakanmu di rumahku, bukan di restoranku jadi aku bisa setiap hari memakan masakanmu tanpa harus pergi ke restoran" jelas sehun panjang lebar membuat jieun tersipu malu.
"Haha sehun si kau terlalu berlebihan, masakanku tidak ada apa-apanya dengan masakan restoran internasional yang ada" ucap jieun.
"Beruntung chanyeol" gumam sehun.

Pembicaraan mereka berlanjut hingga
Sehun menghentikan mobilnya di depan sebuah toko sepatu.
"Kenapa kita berhenti disini sehun si?" Rumahku bukan disini" ucap jieun bingung dengan wajah polosnya.
 "Ayo turun".
Jieun mengikuti sehun yang masuk terlebih dahulu. Jieun penasaran mengapa sehun mengajaknya ketoko sepatu.
Sehun menghampiri jieun yang sedang menunggunya di sebuah kursi yang disediakan untuk para pengunjung.
"Lepaskan sepatumu dan coba ini"
Perintah sehun ketika sudah meletakkan sepasang sepatu wanita dihadapannya.
"Tapi untuk apa sehun si? Apa ini untuk pacarmu?"tanya jieun.
"Ani, ini untukmu karena sudah melayaniku dengan sangat baik" ucap sehun dengan senyuman menghiasi wajah tampannya.
"Ah tidak usah repot-repot sehun si, aku juga sudah sangat berterimakasih karena kau sudah bersedia memperkerjakanku,lagipula kau menggajiku bukan?"
"Anggap saja ini sebagai tanda hubungan baik kita, maksudku hubungan pertemanan kita".
"Jadi kau tidak boleh menolaknya jieun" lanjut sehun kemudian berjongkok dan memakaikan sepatu tersebut pada kaki jieun membuat siapapun yang melihatnya mengira bahwa mereka sepasang kekasih, jieun terkejut dengan tindakan sehun yang memakaikannya sepatu.
"Mulai sekarang panggil aku oppa" ucap sehun dengan nada memerintah yang membuat nyawa jieun kembali ketubuhnya.
"Ani, aku tidak terbiasa memanggilmu itu sehun si".ucap jieun yang merasa canggung jika memanggilnya 'oppa'.
"Kalau begitu, agar terbiasa mulai sekarang panggil aku oppa arra"
"Ani"
"Yak, aku tidak menerima penolakan lee jieun. Lagipula umurmu berapa tahun hah?"
"Ne ne arraso oppa"
"Good" sehun tersenyum menang.
Sepasang mata dari balik kaca mobil memperhatikan mereka.

>chanyeol melihat jam dinding di atasanya, ini sudah waktunya makan malam tapi jieun belum juga pulang, apa yang sedang ia lakukan dengan lelaki itu.
Drrtt drrtt, tiba-tiba sebuah panggilan masuk, 'baekhyun'.
"Yeol, apa kau sedang bersama istrimu dirumah?"tanya baekhyun menyerobot tiba-tiba.
"Tidak, ada apa?" Tanya chanyeol penasaran.
"Aku melihat seorang wanita bersama saingan bisnismu di sebuah toko sepatu, dan wanita itu mirip jieun" ucap baekhyun disebrang sana.

Dugaan chanyeol benar, mereka pasti sedang bersenag-senang diluar sana.

>"ah sehun si, aku harus segera pulang. Chanyeol menungguku dirumah" ucap jieun setelah mencoba sepatu yang dipakaikan sehun padanya.
"Baiklah, aku akan membayar ini dulu, kau tunggu sebentar" ucap sehun lalu segara pergi ke kasir dengan raut wajahnya yang terlihat tidak senang setelah mendengar nama chanyeol disebut oleh jieun.

"Bagaimana rumah tanggamu dengan chanyeol? Apa ia memperlakukanmu dengan baik?" Tanya sehun frontal saat dalam perjalanan kerumah jieun.
"Ah mian aku bertanya soal rumah tanggamu, tapi aku ingin tahu bagaimana cara temanku chanyeol memperlakukan istrinya" lanjut sehun setelah melihat jieun menatapnya balik. Mungkin lebih tepatnya teman yang sekarang sudah menjadi saingan.
"Rumah tanggaku baik-baik saja seh- oppa" jawab jieun dengan senyuman dibibirnya, namun matanya mengisyaratkan kesedihan. Sehun menyadari itu, ia tahu jieun sedang berbohong. Sehun mempunyai kaki tangan dimana-mana, ia berbohong soal tidak tahu alamat jieun dan berpura-pura menanyakannya. setelah hampir satu tahun mereka menikah tapi jieun belum juga memiliki anak dari chanyeol, itu membuktikan bahwa hubungan jieun dan chanyeol tidak sedang baik-baik saja. sehun juga ingat bagaimana wanita yang dicintainya itu harus menikah dengan mantan temannya, chanyeol.
"Jika kau punya masalah kau bisa membaginya denganku jieun, karena sekarang kita berteman" ucap sehun tulus, namun hatinya berkata bahwa ia harus bisa merebut cintanya itu.

'Ngiung ngiung~' suara sirine mobil ambulan searah melaju kencang mendahului mobil yang mereka tumpangi.

Terlihat sebuah kerumunan disepanjang trotoar jalan. Garis polisi menjadi pembatas tkp, orang-orang berseragam polisi dan berbaju putih khas rumah sakit terlihat sibuk mengevakuasi para korban kecelakaan. Dua buah mobil besar ringsek menghalangi jalan. Kecelakaan yang terjadi mengharuskan setiap mobil yang melewati jalan itu harus memutar arah dan itu memakan waktu yang lumayan lama karena kendaraan lain yang sudah mulai memanjang dibelakang.
"Bagaimana ini, apa chanayeol sudah makan? Bagaimana jika ia marah" jieun bergulat dengan pikirannya. Hatinya tidak tenang, sedari tadi ia gelisah setiap melihat jarum jam di tangannya.

"Gomawo oppa sudah mengantarkanku, dan terimakasih juga sepatunya" ucap jieun sembari membungkuk berterimakasih.
"Ne cheonma, kau bisa masuk duluan, aku akan pergi setelah memastikanmu masuk jieun" ucap sehun memastikan agar jieun pulang dan sampai didalam rumahnya dengan keadaan selamat.ia begitu mencintai jieun, dibalik wajah tenangnya tersimpan kepiluan yang dalam. Mata itu menatap sedih rumah didepannya setelah sosok wanita yang dicintainya menghilang bersamaan dengan tertutupnya pintu. Dan setelahnya mobil itu melaju kencang membelah dinginnya malam.

>jieun mendapatkan rumah dengan kondisi gelap. Mungkin chanyeol sudah tidur, fikirnya. Ia merasa bersalah karena terlambat pulang dan tidak menyiapkan makan malam untuk suaminya. Jieun takut chanyeol akan marah karena ia pulang terlambat. Menyalakan lampu saat ia telah menutup pintu kamar, dan alangkah terkejutnya ia mendapatkan chanyeol yang berdiri begitu dekat dihadapannya, bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas chanyeol di keningnya.
"Omo, chan-"
"Bagaimana kencanmu nona? Apa sangat mengasyikan hingga kau lupa jam berapa sekarang?" Tanya chanyeol dengan nada menyindir.
"Berkencan? Apa yang kau maksud oppa?" Tanya jieun balik. Ia tidak mengerti dengan pertanyaan chanyeol.
"Jangan berpura-pura tidak tahu,kau bersenang-senang dengannya sementara kau melupakan tugasmu sebagai seorang istri". Ucap chanyeol menggebu-gebu, deru nafasnya semakin cepat. Ia muak dengan istrinya itu. Memojokannya kedinding dengan mencengkram kedua lengan jieun lalu mengeluarkan kekesalannya.
Jieun sudah tidak tahan terus menerus disalahkan. Hingga ia pun mengeluarkan semua unek-uneknya.
"Kau bilang istri, sejak kapan kau menganggapku istri hah? Bahkan oppa tidak pernah memperlakukanku seperti seorang isteri, kau hanya memanggilku jika kau membutuhkan sesuatu. Kau juga banyak menghabiskan malammu di luar sana. Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu oppa, melakukan apa yang membuatmu bahagia dan tidak pernah mengeluh jika kau selalu pergi dimalam hari dan pulang kapanpun kau mau. Aku selalu mencoba berfikir positif tentang apa yang kau lakukan diluar sana. Maafkan aku karena terlalu egois menyetujui pernikahan ini, maafkan aku karena telah mencintaimu dan membuat mu menderita hingga saat ini. Maafkan aku juga atas segala kekuranganku, aku tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu, sekeras apapun aku mencoba, aku tahu hanya minhye lah yang selu ada dihatimu" ucap jieun dengan mata yang menatap lurus selama ia mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya, tidak berani menetap lelaki dihadapannya. airmatanya mengalir deras seiring kalimat yang ia ucapkan.
Chanyeol ia pun merasa bersalah, namun harga dirinya jauh lebih tinggi untuk mengakuinya. Ia melonggarkan cengkramannya sebelum akhirnya memukul keras dinding disebelah jieun dan pergi meninggalkan isterinya yang menangis tersedu.

Jieun, tubuhnya merosot, kakinya lemas setelah mengeluarkan segala unek-uneknya pada chanyeol. Ia pun seorang wanita yang ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai dan dikasihi oleh lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu. Hatinya remuk mendengar pernyataan chanyeol tadi. Padahal harusnya ia bisa seperti biasa dapat menerima dengan lapang dada setiap perkataan chanyeol padanya. Tapi sekarang pernyataannya sungguh membuatnya sakit. Ia lelah dengan semua ini, jieun sudah pada titik kesabarannya. Ia tidak akan membuat chanyeol merasa terbebani dengan kehadirannya disini. jieun pikir tubuh nya memang ada didekatnya tapi hatinya bukan untuk dirinya.

Chanyeol pergi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sekarang ia ingin meluapkan kekesalannya pada botol-botol wine dihadapannya.
"Maaf chanyeol si kau sudah menghabiskan tiga botol, apa kau masih kuat untuk memesannya lagi?" Ucap seorang bartender pria yang khawatir melihat kondisi chanyeol, pelanggannya, karena biasanya chanyeol hanya akan memesan satu botol wine saja, itu pun ia hanya menghabiskannya setengah.
"Aku tidak peduli woo ah, aku kesal dengannya. Pria brengsek itu telah berhasil mengambil hati istriku haha" racau chanyeol dengan tawa mirisnya.
Bartender itu hanya dapat melihatnya empati, lalu menelpon seseorang disebrang sana, baekhyun, ia juga dekat dengan baekhyun karena bartender yang di panggil woo itu adalah teman baekhyun.
"Haha, lihatlah chanyeol keadaanmu sekarang, lelaki itu pasti akan menunjukkan tanduknya bangga karena berhasil mendpatkanmu jieun, haha" chanyeol kembali meracau sendiri. Seorang wanita berpakaian mini mendekati chanyeol. Bibir berlapis lipstik merah tebal menyala itu mencoba merayu chanyeol yang sedang meracau tak sadarkan diri.
"Hai apa kau sendiri, mana pasanganmu?" Tanya si wanita sembari mengelus pipi chanyeol, tapi dengan sigap chanyeol menepisnya. Walau ia suka minum-minum dan pergi ke bar, ia tidak suka bermain-main dengan wanita murahan seperti mereka.
Wanita itu tersenyum miring setelah tangannya ditepis kasar oleh chanyeol, lalu ia memeluk chanyeol menempelkan bibirnya di kemeja putih lengan atas yang chanyeol kenakan sehingga meninggalkan bekas merah disana. lalu chanyeol mendorong kasar wanita itu hingga tersurung ke belakang.
"Kau sungguh membuatku tertarik tuan. Sayang kau terlalu sombong"ucap si wanita murahan itu tersenyum miring.
Baekhyun yang baru datang dan melihat kejadian itu segera berlari menghampiri chanyeol yang akan segera melemparkan sumpah serapah pada wanita tadi.


>baekhyun membawa chanyeol ke apartemen miliknya (baekhyun), ia tidak mungkin kan membawa chanyeol kerumahnya mengingat jarum jam sudah menunjukkan angka 23.30, jieun pasti sudah tidur ia tidak tega membangunkannya dan membawa suaminya dengan kondisi seperti ini.
Baekhyun mengerti jika chanyeol sedang ada masalah dengan isterinya.

>jieun menyeret koper miliknya, ia tidak tau harus kemana. Keputusannya untuk berpisah dengan chanyeol sudah ia genggam. Ia melihat pesan di handphonenya, sebuah alamat yang luhan kirim setelah jieun memintanya tadi.

>"apa yang terjadi dengan mu ji? Apa kau bertengkar dengan suamimu?"tanya luhan setelah jieun sampai di apartemennya. Ia sangat prihatin sekali dengan kondisi jieun saat ini.

Luhan membawa semangkuk bubur dan secangkir susu jahe untuk jieun, ia sekarang sudah benar-benar melepas perasaannya pada jieun. Ia lebih baik menganggap jieun sebagai adiknya, dengan begitu jieun tidak akan menjauh darinya jika ia mengetahui perasaan luhan sebelumnya.
"Ini ji aku bawakan bubur dan susu jahe hangat untukmu, habiskan ya" ucap luhan saat ia sudah mendudukan dirinya disamping ranjang dimana jieun berada.
"Ini terlalu panas  oppa" ucap jieun setelah memasukkan sesendok bubuk kedalam mulutnya.
"Ah benarkah, emm kau benar ini terlalu panas haha, mian oppa akan mendinginkannya sebentar"ucap luhan kemudian mengambil sebuah kalender di atas meja disampingnya dan mulai mengipasnya, mulutnya pun turut sibuk meniupi bubur yang membuat bibir jieun dan bibirnya melepuh kepanasan.
Sementara jieun mengambil benda persegi di sampingnya dan mulai mendial no yang ia tuju.
"Hallo, oppa maaf hari ini aku tidak bisa masuk kerja" ucap jieun dengan suara lemah pada orang disebrang panggilan sana. Luhan melirik jieun disela-sela meniupi bubur ditangannya, sementara tangan satunya lagi ia pakai untuk membantu mengipas-ngipas. Ia penasaran, siapa yang jieun telpon.
"Wae? Apa terjadi sesuatu padamu?"tanya sehun terdengar mengkhawatirkannya.
"Ani, aku baik-baik saja. Hanya sedikit kelelahan" ucap jieun
"Kalau begitu istirahat yang cukup,aku akan menjengukmu kesana tunggu-" dengan cepat jieun memotong ucapan sehun.
"Tidak usah oppa, aku hanya sedikit kelelahan lagipula aku sekarang sedang berada di rumah saudaraku". Ucap jieun, ia sedang tidak berbohong karena luhan sudah ia anggap kakaknya sendiri. Bukankah kakak juga saudara?, walau bukan kakak kandung.
"Ehm oke, cepat sembuh dan jangan memikirkan yang lain-lain ok" ucap sehun.
"Ehm gomawo oppa" balas jieun dan setelah itu mematikan telponnya.

"Siapa?"
"Siapa apa oppa?" Tanya jieun bingung.
"Yang kau telpon barusan ji" ucap luhan mendelik kesal, ternyata hingga sekarang jieun masih tetap lemot sama seperti dulu.
"Ouh...tadi majikan tempatku bekerja oppa,aku meminta izin untuk tidak bekerja hari ini" ucap jieun sembari memindahkan mangkuk bubur yang dipegang luhan ke tangannya.
"Mwo majikan?" Tanya luhan, matanya melotot tidak percaya. Bagaimana gadis ini mempunyai majikan, apa ia bekerja sebagi seorang pembantu. Ah luhan tidak bisa mebayangkannya.
"Ne, aku bekerja menjadi juru masak dirumahnya. Ia orang yang baik oppa bahkan aku tidak merasa seperti seorang pembantu disana, ia memperlakukanku dengan sangat baik oppa. Kau tidak usah khawatir" ucap jieun setelah melihat wajah luhan yang sudah bisa ia baca hanya dengan melihat rautnya itu.

"Ji"
"Hmm apa oppa?" Tanya jieun dengan bubur dimulutnya.
"Sebenarnya besok aku harus pulang ke beijing" ucap luhan menatap jieun yang sudah ia anggap adiknya sendiri. Seketika jieun menghentikan sendok yang sudah siap mendarat dimulutnya dan menatap balik luhan. Sesingkat itukah ia berada disini, bagaimana dengan nasibnya. Jieun tidak mungkin ikut kesana karena ia harus menyelesaikan masalahnya dengan chanyeol, bagaimanapun juga ia masih memiliki tanggung jawab atas semua yang terjadi. Ia tidak mau menyelesaikan masalah dengan ikut luhan ke beijing, itu tidak akan menyelesaikan masalah, pikirnya. Ia akan mengajukan surat cerai dan membiarkan chanyeol hidup bahagia dengan wanita yang ia cintai, walau itu menyakitkan baginya, ia harus mencoba membiasakan hatinya agar tidak merasakan sakit yang teramat jika suatu saat chanyeol sudah menemukan minhye kembali, wanita yang ia cintai. "Maafkan aku eomma appa" batin jieun.


>Langit jingga menandakan bahwa hari mulai senja. chanyeol memasukkan kode rumahnya. Ia telah bertekad akan meminta maaf pada jieun dan memperbaiki hubungan mereka,nasihat yng baekhyun berikan ia renungkan dalam-dalam. Menaiki tangga dan menimbulkan decit sepatu setiap kakinya melangkah naik. Membuka pintu kamar dan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan didalamnya. Langkahnya mendekat kerah pintu kamar mandi.
"Park jieun apa kau didalam? Tanya chanyeol sedikit berteriak. Ini untuk pertama kalinya ia menyebut jieun dengan menambahkan marga 'park' didepannya.
"Jieun apa kau didalam, jawab ak-" teriakannya terhenti saat matanya menangkap selembar kertas berwarna putih diatas tempat tidurnya.

"Park jieun, maafkan aku...aku mencintaimu"


Tbc.


Give your appreciate after read this! ^^
Mohon maaf bila ada kesamaan nama, tempat, ataupun jalan cerita. Karena ini murni imajinasi author.





12 komentar:

  1. Tuhkn apa aku bilang,skrng ji eun sdh prg chanyeol br blng cinta,aku rasa itu sdh terlambat.

    BalasHapus
  2. Iya makasih ya udah mau baca. Chanyeol emang terlalu tinggi egoisme nya.

    BalasHapus
  3. Chanyeol egois bngt, next terus thor

    BalasHapus
  4. Iya makasih udah mau baca, terus pantau yah ^^

    BalasHapus
  5. Iya makasih udah mau baca, terus pantau yah ^^

    BalasHapus
  6. Iya makasih ya udah mau baca. Chanyeol emang terlalu tinggi egoisme nya.

    BalasHapus
  7. Chanyeol chanyeol bikin gregetan.. degdegan bacanyaa

    BalasHapus
  8. Makasih ya udah mu baca jga. ^^

    BalasHapus
  9. Makasih ya udah mu baca jga. ^^

    BalasHapus
  10. Ayoo thor lanjut .. Menarik banget crita nya

    BalasHapus
  11. Iya sip dtunggu ya, chap 3 nya udah ada kok, liat d blog ^^ trmksh udah mau bca

    BalasHapus
  12. Iya sip dtunggu ya, chap 3 nya udah ada kok, liat d blog ^^ trmksh udah mau bca

    BalasHapus